Mendikte Tuhan

    Menurutmu, seberapa yakin kamu bahwa Tuhanmu akan mengabulkan doa-doamu? Dan sepercaya apa sih kamu pada-Nya? Sebenarnya apapun jawabanmu sih itu terserah dirimu sendiri ya. Tapi aku cuma ingin mepertanyakannya. Jujur saja, bagiku cukup mengeherankan ya ketika ada orang yang terlihat sangat religius tapi tidak percaya bahwa Tuhannya akan mengabulkan doanya. Kadang doanya terdengar seperti basa-basi belaka. Tapi yaudahlah itu urusan mereka, karena bukan itu yang mau aku bahas.

    Setelah berbincang lama dengan temanku dalam telepon, ada satu pernyataan darinya yang lumayan membuatku bertanya-tanya, "Din, kamu tuh terlalu mendikte Tuhan." Kalimat itu lumayan terngiang-ngiang di kepalaku selama beberapa bulan ini. Maksudnya apa ya? Aku tau itu bukan kalimat mengejek ataupun menghina, tapi apakah itu salah ya?

  "Hah? Mendikte gimana? Kan aku cuma berdoa mauku apa, toh Tuhan juga menjanjikan akan mengabulkan doa makhluk-Nya. Aku berusaha, yaudah setelah itu sudah bukan urusanku. Itu sudah menjadi hak dan kewajiban-Nya," jawabku.

     "Tuh lihat, ini loh maksudku, kamu terlalu mendikte Tuhan"

    Setelah mendengarkan kalimat itu dari temanku, awalnya aku pikir itu bukanlah hal yang salah. Memangnya salah ya kalau selalu tau apa yang aku inginkan? Kan justru bagus bagi Tuhan, agar Dia lebih mudah mengabulkannya. Apalagi sejak aku kecil, sebagai anak pertama tentu aku harus selalu tau apa yang aku mau. Pernah sih, sekali, orang tuaku mengambil keputusan sepihak dan aku menurutinya, tapi ketika tidak cocok, akhirnya aku malah menyalahkan orang tuaku. Semenjak itu aku tidak mau ada orang lain yang mengambil keputusan untukku. Kalau memang dirasa terlalu gegabah, ya silahkan beri nasihat, tapi keputusan itu tetap ada di tanganku. At least, aku tidak akan menyalahkan orang lain atas keputusan yang aku ambil. Itu juga lebih memudahkanku agar aku bisa memperjuangkan yang mana. Dan aku yakin Tuhan juga akan lebih menyukainya daripada tidak tahu apa-apa.

    Mungkin bagimu terkesan sombong ya kata-kata yang aku gunakan, tapi bukan, sebenarnya aku hanya yakin bahwa Tuhan akan mengabulkan doa-doaku. Toh karena itu juga aku sampai pernah takut berdoa, karena takut menanggung konsekuensinya.

    Sewaktu motoran berangkat kerja, akhirnya aku sadar satu hal bahwa temanku itu ada benarnya. Selama ini aku tidak pernah memberi kesempatan kepada Tuhan untuk memutuskan sesuatu untukku, hampir semuanya berdasarkan apa yang aku kehendaki juga. Pernah juga aku di titik aku tidak tau apa yang aku mau, itu pun aku berdoa agar Tuhan memberitahuku apa sebenarnya yang aku mau dan itu juga terwujud. Aku sangat mengusahakannya dan bahkan selalu aku tuliskan di dalam secarik kertas yang aku gulung dan aku masukkan ke toples. Semua yang aku mau dan aku inginkan ada di dalam toples itu. Semenjak aku SMP, bahkan sampai sekarang. Kalau kata orang, itu namanya manifestasi atau Law of Attraction, entahlah yang pasti aku selalu melakukan itu sejak SMP. Cuma, ada satu hal yang sepertinya Tuhan tidak ingin aku ikut campur dan sepertinya itu ada benarnya. Maka dari itu, untuk yang satu itu aku tidak akan berusaha lagi karena sepertinya Tuhan tidak ingin aku mendikte-Nya. Biarkan Dia bekerja dengan cara-Nya dan biarkan Dia mewujudkan tanpa aku meminta-Nya.



- Din (Sleman, 30/03/2024. 20:56 WIB)

Komentar