Tentang Panpan dan Lautan


Bersama ikan-ikan. Apakah ada Panpan di sana?

Aku melayang menyusuri semak lautan. Keindahannya setara dengan hutan di pegunungan. Ikan-ikan itu berkumpul mencari makan atau bergosip pagi bak sekelompok burung di hutan. Aku seperti benda asing yang mengambang di lautan. Mereka tidak menghiraukanku tapi juga tidak memperbolehkanku untuk join dalam percakapan mereka atau sebenarnya lebih pantas disebut gunjingan di pagi hari bersama tukang sayur.

Kulanjutkan perjalananku menyusuri lautan ini. Seekor ikan datang menghampiriku. Ikan itu seperti tidak takut pada benda asing ini. Melihatnya aku jadi teringat ikan kecilku yang aku beli di pasar kaget, namanya Panpan. Tapi, apakah Panpan bereinkarnasi menjadi ikan di lautan? Semoga, karena tempat ini cocok untuknya. Di sini ada banyak teman, indah, banyak makanan, luas (tidak terbatas di akuarium), alami, dan pasti impian ikan-ikan hias yang dijual para manusia. Ataukah Panpan sudah menjadi burung di langit sana seperti impiannya selama ini? Panpan, maaf ya.

Terombang-ambing di antara terumbu karang, semak laut, dan ikan-ikan ini membuatku berpikir bahwa bisa saja aku sedang mengusik mereka saat ini. Rumah indah ini kedatangan benda asing yang tak mereka inginkan. Di sini aku juga bisa melihat dengan jelas bahwa terumbu karang sangatlah penting bagi ikan-ikan itu. Sebenarnya aku sangat penasaran, seberapa jauh manusia merusak rumah mereka? Apakah aku bisa memperbaikinya?

***

Sebenarnya aku lumayan bingung bagaimana menuliskan seberapa mengagumkannya lautan itu dan seberapa bersyukurnya aku hari itu. Tapi yang pasti aku bisa merasakan Panpan ada di sana walaupun rasa bersalahku padanya tidak akan mungkin aku maafkan. Panpan, semoga Allah memberimu kesempatan untuk lahir lagi di bumi ini, bukan menjadi ikan peliharaan tapi menjadi ikan yang bebas berenang di lautan lepas atau menjadi burung yang bisa terbang ke sana kemari.


Semoga tempat tinggal Panpan sekarang seindah ini :')



- Din (Sleman, 25/12/2023. 15:21 WIB)

Komentar