Terima Kasih

Suara klakson dan kelip lampu kendaraan membangunkanku. Saya harus tersadar, saya tidak di rumah. Teringat ini perjalanan menuju tanah rantau. Mimpi indah di rumah harus berhenti sejenak. Karena kenyataan di perantauan tidak seindah impian di masa kecil.

Kala itu saya pulang membawa luka dari tanah perjuangan. Bermaksud menyembuhkan, nyatanya belum sembuh total pun saya harus kembali. Kembali berjuang untuk menyelesaikan segala hal yang belum tuntas disana. Meski berat hati, tapi mau bagaimana lagi. Saya sudah memulainya.

Hhh. Helaan napas menabrak angin AC mobil. Wanita dan pria asing di sebelah dapat tertidur pulas. Tapi saya tidak. Mungkin semenjak itu sudah tidak pernah pulas. Beban meninggi sementara saya  hanya bisa menuntaskan sedikit demi sedikit. Terlintas dipikiran untuk membiarkannya berjalan semaunya. Ingin pergi, menghilang, dan menikmati dunia ini sendiri. Tapi saya hidup tidak hanya untuk diri sendiri dan saya masih memiliki Tuhan. Berharap Tuhan memberikan sedikit kerberuntungan-Nya pada saya yang sudah hilang arah ini.

Saking hilang arahnya, saya mengirim pesan kepada teman sekamar saya, bahwa saya ingin didengarkan. Saya juga curahkan semuanya di Insta Story hijau saya. Ini pukul dua pagi, selain teman sekamar saya, tidak akan ada orang yang terbangun. Ternyata saya salah.

Seseorang membalas sampah yang saya keluarkan dalam bulatan hijau di media sosial. Dia merekomendasikan dua lagu Hindia - 'Secukupnya' dan 'Evaluasi'. Dia bilang, "maybe it will make you better". Exactly dia benar.

Tubuh yg berpatah hati
Bergantung pada gaji
Berlomba jadi asri
Mengais validasi
Dan akupun hadir
Seakan paling mahir
Menenangkan dirimu yang merasa terpinggirkan dunia
Tak pernah hadir
Kita semua gagal
Angkat minumanmu
Bersedih bersama-sama
Hinda - Secukupnya
Masalah yang mengeruh
Perasaan yang rapuh
Ini belum separuhnya
Biasa saja
Kamu tak apa
Perjalanan yang jauh
Kau bangun untuk bertaruh
Hari belum selesai
Biasa saja
Kamu tak apa
Hindia - Evaluasi


Reaksi pertama ketika saya mendengarkan lagu tersebut adalah tertawa terbahak-bahak. Saya pikir ini lucu. Saya bisa membayangkan ekspresinya ketika mencoba menghibur saya /eh sorry wkwk. Agak gak menyangka saja sih yang membalas sampah itu justru dia (Karena saya terbiasa menyampah pada jam segitu dan biasa saya hapus ketika matahari terbit).  Dan mungkin saya seharusnya sudah mengira sejak awal kalau lagu yang direkom adalah seleranya. Jujur, agak aneh di telinga saya meskipun saya suka lagu-lagu indie Indonesia. But, it's okay.

Lucu, caramu sederhana, but thank you very much, friend. I'm feeling better right now :)
23.06

Komentar