Ujian Menjadi Manusia

DP22
Surabaya, 10:53 WIB 11/08/17
Ujian menjadi Manusia


Saat ini aku berpikir. Beberapa kejadian mengharuskanku memikirkan ini lebih dalam, lebih tepatnya membuatku ingin menuliskannya disini.

Dunia adalah sebuah tempat indah yang diciptakan Tuhan. Di tempat ini kita dituntut untuk berpikir, belajar menjadi manusia yang lebih sempurna daripada ciptaan-Nya yang lain. Belajar untuk hidup. Memahami tujuan hidup. Mencari solusi dari hal yang kita sebut sebagai masalah.

Bukan masalah yang sedang kita hadapi sebenarnya. Lebih tepatnya ujian. Dunia ini dirangkai Tuhan untuk kita para manusia melewati ujian yang Tuhan berikan kepada kita. Sekali lagi, bukan masalah. Ujian tahap pertama dilakukan di kandungan, tahap kedua di dunia, tahap ketiga di alam kubur, tahap keempat di Padang Masyar, tahap kelima di akhirat, tahap keenam entah dimana, dan selanjutnya hanya Tuhan yang tahu.

Ujian di dunia. Setelah kita lahir di dunia, kita belum memahami apa yang kita lakukan, kita perbuat, kita rasakan, karena kita belum utuh. Jiwa kita masih bersih. Perlahan kita tumbuh menjadi anak-anak. Mulai bisa berpikir sedikit demi sedikit. Selalu membesarkan rasa dari masalah yang sederhana. Saat remaja kita mulai dipaparkan dua pilihan, baik atau buruk. Selalu disuruh memilih, selalu disuruh bertindak. Bukan jadi anak-anak, tapi juga bukan menjadi dewasa. Emosi yang tidak stabil membuat kita menghadapi ujian dengan menggunakan emosi, bukan pemikiran. Remaja tumbuh menjadi dewasa. Hidup selalu menggunakan logika. Semua ujian terselesaikan dengan mudah. Tidak dengan ujian rasa, hati, dan spiritual. Logikanya dapat menghambat manusia tidak menjadi manusia (lagi). Saat tua, kita kembali lagi, kembali mengingat ujian-ujian yang belum terselesaikan di masa lalu.

Begitulah tahap ujian yang dilakukan manusia. Ujian hidup akan selalu ada. Contoh ujian hidup di dunia. Jika kita lulus, kita akan melakukan ujian yang selanjutnya. Begitu seterusnya. Tapi, jika kita belum lulus, ujian itu akan terselesaikan dengan campur tangan Tuhan. Tapi, ujian akan tetap ada. Dan ujian yang harus kita hadapi sejenis dengan ujian sebelumnya (yang belum lulus). Tapi kita harus tau apa yang akan kita lakukan agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Yang pasti, tidak seharusnya kita lakukan hal yang sama.



Komentar