Bukan Ayam Geprek
Entah kenapa, pagi ini aku pengen banget makan ayam geprek. Sepulang “ketemu sapi di sawah” — alias kucing yang nyamar jadi sapi — aku mampir ke warung ayam geprek langganan. Tapi ternyata, tutup dong. Ya sudah, aku putuskan cari gudeg saja. Intinya pagi ini aku benar-benar tidak ingin memasak. Dari kejauhan, tempat gudeg itu terlihat ramai. Aku pun pindah ke warung lain, tapi ibu penjualnya malah pergi. "Lah gimana sih ibu ini?" batinku. Aku baru ingat, kalo di dekat apotek sana ada ayam geprek juga. Terakhir kali ke sana katanya nasinya habis, tapi kalo pagi mungkin masih banyak sih ya. Aku terus jalan ke tempat ayam geprek kedua. Ini benar-benar harapan terakhirku pagi ini. "Mas, ada nasinya gak ya?" "Maaf mbak, masih sejam lagi nasinya baru matang." Yaelah, ternyata nasinya belum matang. Sedih banget. Di seberang jalan, aku melihat warung kecil yang tak terlalu mencolok. Entah kenapa, aku ingin coba mampir. Di etalasenya berjejer berbagai lauk, dan dal...