Teman

Anonymous

Jember, 19:57 WIB.
TEMAN


Teman= keluarga terdekat yang tidak sedarah.
Bagiku, teman bukan sekedar orang yang mengerti baik dan burukku. Teman bukan hanya tong sampah yang memuat semua curahan hatiku. Aku tidak memintanya untuk selalu bersamaku. Aku tahu, dia juga punya teman yang lain. Tapi dia selalu ada untukku, begitu juga aku. Teman adalah saudara yang tidak selalu tahu masa kecilku, tapi dia tahu aku, aku bagaimana.

Itu yang dikatakan oleh orang yang baru saja putus dengan pacarnya atau si jomblo. Coba ubah cara pandang.

Teman= orang yang selalu ada saat ada masalah (teman= tempat sampah bagi orang yang sudah putus atau jomblo).
Dia teman. Selalu ada ketika aku ada masalah dengan pacarku. Dia selalu menerima sampah yang selalu kulontarkan ketika aku sedih atau tak lagi bersama pacarku. Aku tahu dia orang yang paling bahagia ketika aku bahagia bersama pacarku. Dia juga menjadi orang yang paling jahat ketika pacarku menyakitiku. Dia akan menjadi orang ter-sotoy ketika pacarku bertanya kepadanya tentangku. Dan dia juga akan menjadi orang ter-kepo dan merasa paling menyedihkan ketika aku tak pernah nyampah lagi kepadanya. Terkadang, dia juga menjadi orang yang tak bisa kupahami. Tiba-tiba berubah menjadi sok malaikat padahal dia adalah musuhku sebenarnya. Tukang tikung. Tapi anehnya aku tetap menyayanginya. Aku tahu rasanya pasti menyakitkan jika aku berada di posisinya. Hanya saja, aku mati rasa ketika hanya cinta pacarku yang aku inginkan. Dia memang seperti itu, bisa berubah menjadi orang yang tak tahu malu ketika meminta temannya kembali padanya. Bukan maksudnya mengatur kehidupan orang lain. Tapi dia terlalu peduli. Dia tidak ingin temannya lupa diri, lupa menjadi diri sendiri. Yang dia ingin hanya menyadarkan. Setelah itu, terserahku dan mereka.

Teman= bukan lagi tempat mecurahkan isi hati ketika berumah tangga.
Aku sadar. Mungkin ketika nanti aku menjadi istri dari suamiku, aku pasti akan selalu menceritakan kisah hidupku padanya. Bukan lagi pada temanku. Ketika aku sudah memiliki keluarga, aku tak lagi sering bermain bersama dengannya, temanku. Dia akan pasrah dan mengikhlaskannya. Baginya, setidaknya teman tak akan melupakan teman lainnya. Aku yakin, dia akan bahagia ketika aku dan temannya yang lain bahagia. Dan dia akan menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya, bersama keluarga baru, keluarga sesungguhnya, dan keluarga tak sedarahnya ini. Teman.
Dia teman, tong sampah portable, kuat (meski tidak terlihat meyakinkan), model jadul alias kurang up to date, mirip kantong doraemon (tak terbatas kapasitasnya), dan selalu pasrah ketika dibuang dan diambil kembali.
#note: Jangan baper ya teman, tulisan ini tolong dibaca dengan sudut pandang yang positif :)


Terima kasih teman-temanku :')

Komentar